20 Februari 2019

Mengikuti Arah Takdir (2/2)

Saat penantian menunggu pengumuman beasiswa ini sangat mendebarkan. Setiap hari saya terpikir bagaimana bila nanti saya diterima? Apa yang harus saya lakukan? Pekerjaan saya siapa yang menggantikan? Semua pertanyaan itu berkecamuk dihati saya, hingga pengumuman itupun menyebutkan nama saya termasuk dalam jajaran penerima beasiswa ini. Tentu saja senang, bahagia bercampur khawatir dan bingung menjadi satu. Sujud syukur saya lakukan dan saya menerima banyak ucapan selamat. Namun entah pikiran yang kalut dalam kekhawatiran lebih menguasai saya. Antara bingung karena belum mengkonsultasikan hal ini dengan beberapa orang penting dikantor hingga apa yang harus saya persiapkan dalam menempuh pendidikan ini.




Hingga suatu malam, ketika saya terbangun dan bersimpuh dalam sepertiga malam yang cukup penting saya utarakan kekalutan hati saya ke Allah Yang Maha Kuasa. Saya menyadari kemampuan saya tidaklah mencukupi bahkan bisa dibilang sangat kurang, semua ini karenaNYA. Seolah aku mengancam, ini semua karena-MU ya Allah, maka aku ingin engkau bertanggung jawab terhadap hidupku.. Ini jalan yang engkau pilihkan untukku maka aku hanya berharap BIMBINGAN dan PETUNJUKmu. Malam itu saya bertekad untuk tidak menyianyiakan setiap waktu saya karena sungguh keluar dari ZONA NYAMAN kali ini merupakan keputusan paling frontal bahkan tak pernah terpikirkan seolah kembali ke titik '0'. Saya pun pasrah dan mengikuti kehendak الله سُبْحَانَهُ وتَعَالَى. Namun entah saya masih terus ada kekhawatiran.

Setiap sholat dan ibadah-ibadah lainnya selalu saya sisipkan permohonan KELANCARAN dan KEMUDAHAN. intinya PASRAH.. tidak ada yang bisa saya perbuat, saya akan lakukan semua ini sesuai kemampuan saya.

Singkat cerita, Perwalian dan Pemilihan Mata Kuliah untuk Rencana Studi saya lakukan. Saya bertemu dengan beberapa teman-teman yang menurut saya cukup tenang dan yakin (baru saya kenal). Maka saya pun bergabung bersama mereka, memilih mata kuliah dan bertemu dosen Wali. Semuanya berjalan lancar, namun dalam hati tetap saya tidak yakin saya MAMPU. Hingga akhirnya perkuliahan dimulai dan semuanya berjalan LANCAR. Syukur dan tetap berusaha mendekatkan diri agar mendapat PERLINDUNGAN dari-NYA tentu terus saya lakukan.
Saya bersyukur ternyata setelah saya melanjutkan studi saya ini saya jadi semakin paham beberapa prinsip hidup yang terus memperkaya diri ini. Entah saya tidak tahu apakah ini karena saya bisa yakin karena selalu bermohon kepada-NYA atau memang Allah sudah mengatur semua ini sehingga KUN FAYAKUN saya selalu mendapatkan banyak SYUKUR. Mulai dari Dosen-dosen yang cukup menyenangkan, Perkuliahan yang cukup dapat saya ikuti dengan baik hingga Kualitas Sepertiga Malam saya yang semakin Menyenangkan.

Dulu saya bercita-cita bisa menjadi orang yang menghidupkan sepertiga malam seperti tuntunan Rasulullah Muhammad ﷺ. Sejak saya melanjutkan studi ini saya bisa hampir sangat sering bangun malam. Bahkan ketika saya melewatkan sehari saja maka saya menyesal dan merasa kurang DISIPLIN. Kekhawatiran ketidakmampuan itupun lambat laun bisa saya atasi dan bukti-bukti hasil sepertiga malam dan dhuha sungguh saya rasakan. Saya merasa kini ada yang kurang ketika tidak melakukan hal tersebut. Perkuliahan tentu berjibaku dengan membaca jurnal, memahami metode komputasi dan bahasan-bahasan ilmu komputer tugas-tugas, presentasi, publikasi, program dan sebagainya. Alhamdulillah semua lancar dan saya sangat bersyukur bahwa sangat beruntung dihadiahi banyak anugrah hingga Nilai yang bagi saya SANGAT MEMUASKAN.

APA INTI YANG INGIN SAYA CERITAKAN DISINI ADALAH


Bahwa apapun kondisi kita, dimanapun kita berada, seberapa sulit permasalahan kita bahkan apapun yang menjadikan kita khawatir, takut, lelah bila kita utarakan, arahkan, sampaikan dalam Sajadah di Sepertiga Malam dan Dhuha yang berkelanjutan tentu dengan Khusyuk dan Adab yang mengikuti tuntunan dari Rasulullah ﷺ maka percayalah KUN FAYAKUN tak ada yang bisa menyulitkan kita bila Allah menghendaki. TETAPLAH ISTIQOMAH walaupun itu sulit, walaupun kita masih terpaksa melakukannya, karena MALAS akan membuat kita lupa bersyukur.

Saya termasuk yang sudah membuktikan bahkan pada saat saya sudah kesulitan membagi waktupun ketika terhampar Sajadah maka SELALU ADA JALAN. Percaya atau tidak ini sudah saya coba praktekkan pada teman yang juga studi dan menemui jalan buntu, dosen yang susah dimengerti, tugas yang menyulitkan namun ketika kembali pada-NYA jalan itu jadi terbuka dan menghadirkan syukur diakhirnya.

Maka melalui tulisan ini yang akan selalu saya ingat dan saya jadikan pelajaran hidup dalam waktu saya yang terbatas di dunia yang fana ini. Jangan pernah meremehkan Ibadah kepada-NYA, sesulit apapun, sekalut apapun, serumit apapun mintalah kepada-NYA niscaya KUN FAYAKUN yakin bisa kita lewati masalah kita. Ingat, kita ini ciptaan, kita ini sangat kecil dan sepele dibanding mengatur Alam SEMESTA menundukkan segala urusan tentu tidak ada yang mustahil bagi-NYA walau itu diluar pikiran kita. 




SAYA SUDAH MEMBUKTIKAN BAHWA

1. Menjaga Waktu dalam Shalat WAJIB dan melengkapi dengan Shalat SUNNAH
2. Quality Time di Sepertiga Malam dan Menjemput Harapan dalam DHUHA
3. Menjaga Al Qur'an dan Mendengarkan Nasihat-Nasihat Ilmu Agama

4. Sedekah dan Amal Kebaikan Lainnya

AKAN MEMUDAHKAN KITA DALAM MENGARUNGI KEHIDUPAN baik DUNIA maupun AKHIRAT.





2 komentar:

Postingan POPULER